Cerita Rakyat Cindelaras - Sebelumnya saya telah Posting
Cerita Rakyat Sangkuriang dan
Cerita Rakyat Malin Kundang, kali ini saya akan Posting Cerita Rakyat Cindelaras.
Memang Cerita rakyat di Indonesia sangat banyak salah satunya adalan
Cerita Rakyat Cindelaras, Okelah langsung saja Baca Cerita Rakyat
Cindelaras dibawah ini.
Kerajaan Jenggala dipimpin oleh seorang raja yang bernama Raden Putra.
Ia didampingi oleh seorang permaisuri yang baik hati dan seorang selir
yang memiliki sifat iri dan dengki. Raja Putra dan kedua istrinya tadi
hidup di dalam istana yang sangat megah dan damai. Hingga suatu hari
selir raja merencanakan sesuatu yang buruk pada permaisuri raja. Hal
tersebut dilakukan karena selir Raden Putra ingin menjadi permaisuri.
Selir baginda lalu berkomplot dengan seorang tabib istana untuk
melaksanakan rencana tersebut. Selir baginda berpura-pura sakit parah.
Tabib istana lalu segera dipanggil sang Raja. Setelah memeriksa selir
tersebut, sang tabib mengatakan bahwa ada seseorang yang telah menaruh
racun dalam minuman tuan putri. "Orang itu tak lain adalah permaisuri
Baginda sendiri," kata sang tabib. Baginda menjadi murka mendengar
penjelasan tabib istana. Ia segera memerintahkan patih untuk membuang
permaisuri ke hutan dan membunuhnya.
Sang Patih segera membawa permaisuri yang sedang mengandung itu ke
tengah hutan belantara. Tapi, patih yang bijak itu tidak mau membunuh
sang permaisuri. Rupanya sang patih sudah mengetahui niat jahat selir
baginda. "Tuan putri tidak perlu khawatir, hamba akan melaporkan kepada
Baginda bahwa tuan putri sudah hamba bunuh," kata patih. Untuk
mengelabui raja, sang patih melumuri pedangnya dengan darah kelinci yang
ditangkapnya. Raja merasa puas ketika sang patih melapor kalau ia sudah
membunuh permaisuri.
Setelah beberapa bulan berada di hutan, sang permaisuri melahirkan
seorang anak laki-laki. Anak itu diberinya nama Cindelaras. Cindelaras
tumbuh menjadi seorang anak yang cerdas dan tampan. Sejak kecil ia sudah
berteman dengan binatang penghuni hutan. Suatu hari, ketika sedang
asyik bermain, seekor rajawali menjatuhkan sebutir telur ayam.
Cindelaras kemudian mengambil telur itu dan bermaksud menetaskannya.
Setelah 3 minggu, telur itu menetas menjadi seekor anak ayam yang sangat
lucu. Cindelaras memelihara anak ayamnya dengan rajin. Kian hari anak
ayam itu tumbuh menjadi seekor ayam jantan yang gagah dan kuat. Tetapi
ada satu yang aneh dari ayam tersebut. Bunyi kokok ayam itu berbeda
dengan ayam lainnya. "Kukuruyuk... Tuanku Cindelaras, rumahnya di tengah
rimba, atapnya daun kelapa, ayahnya Raden Putra...", kokok ayam itu
Cindelaras sangat takjub mendengar kokok ayamnya itu dan segera
memperlihatkan pada ibunya. Lalu, ibu Cindelaras menceritakan asal usul
mengapa mereka sampai berada di hutan. Mendengar cerita ibundanya,
Cindelaras bertekad untuk ke istana dan membeberkan kejahatan selir
baginda. Setelah di ijinkan ibundanya, Cindelaras pergi ke istana
ditemani oleh ayam jantannya. Ketika dalam perjalanan ada beberapa orang
yang sedang menyabung ayam. Cindelaras kemudian dipanggil oleh para
penyabung ayam. "Ayo, kalau berani, adulah ayam jantanmu dengan ayamku,"
tantangnya. "Baiklah," jawab Cindelaras. Ketika diadu, ternyata ayam
jantan Cindelaras bertarung dengan perkasa dan dalam waktu singkat, ia
dapat mengalahkan lawannya. Setelah beberapa kali diadu, ayam Cindelaras
tidak terkalahkan.
Berita tentang kehebatan ayam Cindelaras tersebar dengan cepat hingga
sampai ke Istana. Raden Putra akhirnya pun mendengar berita itu.
Kemudian, Raden Putra menyuruh hulubalangnya untuk mengundang Cindelaras
ke istana. "Hamba menghadap paduka," kata Cindelaras dengan santun.
"Anak ini tampan dan cerdas, sepertinya ia bukan keturunan rakyat
jelata," pikir baginda. Ayam Cindelaras diadu dengan ayam Raden Putra
dengan satu syarat, jika ayam Cindelaras kalah maka ia bersedia
kepalanya dipancung, tetapi jika ayamnya menang maka setengah kekayaan
Raden Putra menjadi milik Cindelaras.
Dua ekor ayam itu bertarung dengan gagah berani. Tetapi dalam waktu
singkat, ayam Cindelaras berhasil menaklukkan ayam sang Raja. Para
penonton bersorak sorai mengelu-elukan Cindelaras dan ayamnya. "Baiklah
aku mengaku kalah. Aku akan menepati janjiku. Tapi, siapakah kau
sebenarnya, anak muda?" Tanya Baginda Raden Putra. Cindelaras segera
membungkuk seperti membisikkan sesuatu pada ayamnya. Tidak berapa lama
ayamnya segera berbunyi. "Kukuruyuk... Tuanku Cindelaras, rumahnya di
tengah rimba, atapnya daun kelapa, ayahnya Raden Putra...," ayam jantan
itu berkokok berulang-ulang. Raden Putra terperanjat mendengar kokok
ayam Cindelaras. "Benarkah itu?" Tanya baginda keheranan. "Benar
Baginda, nama hamba Cindelaras, ibu hamba adalah permaisuri Baginda."
Bersamaan dengan itu, sang patih segera menghadap dan menceritakan semua
peristiwa yang sebenarnya telah terjadi pada permaisuri. "Aku telah
melakukan kesalahan," kata Baginda Raden Putra. "Aku akan memberikan
hukuman yang setimpal pada selirku," lanjut Baginda dengan murka.
Kemudian, selir Raden Putra pun di buang ke hutan. Raden Putra segera
memeluk anaknya dan meminta maaf atas kesalahannya Setelah itu, Raden
Putra dan hulubalang segera menjemput permaisuri ke hutan.. Akhirnya
Raden Putra, permaisuri dan Cindelaras dapat berkumpul kembali. Setelah
Raden Putra meninggal dunia, Cindelaras menggantikan kedudukan ayahnya.
Ia memerintah negerinya dengan adil dan bijaksana.
Semoga Bermanfaat dan share artikel
Cerita Rakyat Cindelaras ini dan Kunjungi
Kumpulan Cerita Rakyat yang lainnya..
Baca Juga Artikel Menarik Lainnya:
Title : Cerita Rakyat Cindelaras Legenda Indonesia
Description : Cerita Rakyat Cindelaras - Sebelumnya saya telah Posting Cerita Rakyat Sangkuriang dan Cerita Rakyat Malin Kundang , kali ini saya akan Po...